Seringkali ketika kita masuk ke retail store, meminta rekomendasi laptop mana
yang cocok untuk kebutuhan kita, dan mendengar beberapa masukan yang sekilas
tampak benar. Tapi, apakah benar yang mereka katakan? Ya, manusia memang bisa
melakukan kesalahan, namun jika mereka melakukan hal itu berkali-kali dan
mengakibatkan “kesalahpahaman” yang membuat mereka mendapat banyak keuntungan,
itu sudah keterlaluan.
Kami akan mencoba memberikan 5 contoh kebohongan dari penjual laptop :
“Pake quad core aja, itu jauh lebih bagus
loh dari dual core”
Ya, untuk beberapa kondisi. Kenyataannya, hampir seluruh program yang
kita pakai biasanya tidak menggunakan seluruh kemampuan empat core yang ada
pada quad-core CPU. Menggunakan dual-core CPU sebenarnya sangat cukup untuk
pengguna yang hanya melakukan pekerjaan ringan di laptopnya. Kecuali jika anda
memang ingin melakukan pekerjaan yang berat seperti : video encoding, 3D
rendering, scientific simulations dan sebagainya.
Kenapa? Karena sebuah aplikasi harus dibuat secara khusus untuk dapat
mengirimkan workload kepada masing-masing core sesuai dengan apa yang sedang
dilakukan oleh aplikasi tersebut, yang biasanya tidaklah mudah untuk memrogramnya.
Ada beberapa task yang justru lebih efisien jika dikerjakan didalam single-core
dibanding dengan quad-core.
Sebagai contoh, terkadang dual-core chip clocked @2.0GHz justru lebih
baik kinerjanya dibanding quad-core chip @1.8GHz, karena program yang digunakan
hanya membutuhkan dua buah core, dan dual-core chip tadi lebih cepat dalam
basis per-core jika dibandingkan dengan quad-core.
Ada juga teori seperti ini “Ini prosesor quad-core @2.0GHz, jadi nanti
mas/mbak total dapet tenaga sebesar 8.0GHz". Apakah ini benar ?
jawabannya TIDAK. Kalian tidak akan mendapatkan tenaga 8.0GHz secara tiba-tiba
dan sesuai dengan keinginan kalian.
Walaupun ada cara untuk menyebar workload secara otomatis ke seluruh core
yang ada di sistem operasi kita, tapi umumnya cara tersebut tidak se-efisien
sebuah aplikasi yang telah dicoding secara khusus untuk dapat menggunakan
seluruh core dengan baik. Bahkan, beberapa core terkadang menyelesaikan
pekerjaannya lebih cepat dibanding core lain. Ada beberapa aplikasi seperti
Handbrake atau 3DSMax yang akan menggunakan seluruh kemampuan masing-masing
core hingga 100%, namun itu juga jika kalian tahu dan paham dalam menggunakan
program tersebut. Kalau tidak? Kami sarankan anda untuk mengambil dual-core
CPU.
Core core core core... ~ Intel
"Pilihlah CPU yang lebih tinggi
gigahertz-nya"
Pada jaman dahulu kala, muncullah peraturan bahwa ketika anda membeli
laptop, carilah laptop yang memiliki prosesor tercepat yang sesuai dengan
budget maksimal anda. Ini berarti, kita harus memilih angka terbesar yang terdapat
sebelum kata "GHz".
Untuk jaman sekarang,
argumen di atas tampaknya harus dikoreksi. Karena CPU architecture lebih
berpengaruh dibandingkan pure clock speed. Sebuah prosesor modern dengan
kecepatan 1.9GHz akan sangat mudah mengalahkan prosesor 1.9GHz yang lama. Ingin
bukti? Ini merupakan hasil benchmark dari Pentium 4 @3.6GHz vs low-end Core i3
@3.3GHz.
Lalu ada juga
teknologi Turbo Boost yang membuat CPU pada jaman ini dapat menjadi lebih cepat
secara otomatis, tergantung pada proses yang dibutuhkan.
Pada umumnya kita
tidak terlalu membutuhkan super-fast processor. Nyatanya, prosesor dual-core
yang berada dipertengahan kelas Core i5 sudah dapat mengatasi segala kebutuhan
anda, kecuali jika anda memang orang yang sering melakukan movie encoding atau
3D rendering. Itulah mengapa ultrabook sangat sukses di pasaran. Bahkan games
juga rata-rata lebih membutuhkan kinerja dari kartu grafis dibandingkan CPU.
“Wah, laptop ini sudah dilengkapi dengan teknologi
Dolby/THX/Beats loh, jadi suaranya pasti lebih bagus”
Ada beberapa pengecualian, tapi secara umum tentu saja itu bohong. Kita
tidak akan mendapatkan produk yang secara fisik bagus, melainkan sebuah
software yang mencoba untuk membuat speaker (murah dan tidak memiliki power)
yang ada pada laptop tersebut menjadi lebih bagus suaranya. Pada akhirnya, kita
tentu akan lebih puas dengan menggunakan headphone yang memberikan kualitas
suara yang lebih baik.
Sedikit tips jika
kalian ingin mencari audio speaker laptop yang bagus :
- Carilah review sebelum membeli
- Jika ada laptop demo di toko tersebut, cobalah memainkan beberapa musik untuk mengetahui kualitas speakernya
- Semakin besar laptop, biasanya semakin bagus pula speaker yang ditawarkan. Bahkan subwoofer juga disematkan, khususnya untuk laptop yang memiliki ukuran 17” atau lebih
- Apple biasanya memiliki kualitas speaker yang baik
- Ketika ada speaker brand yang disematkan, biasanya suara akan lebih bagus. Misalnya JBL dan Bang and Olufsen.
Even if they're endorsed by a doctor, it doesn't make them any good. ~ Beats by Dr Dre
“Lebih bagus kartu grafisnya, maka web pages akan diproses lebih
cepat”
Ketika mendengar
kata-kata ini, rasanya ingin menampar orang tersebut. Apa hubungannya buka
Facebook dan Twitter dengan kartu grafis?
Memang benar bahwa
semakin bagus kartu grafis, maka akan semakin baik pula performa laptop kita.
Apalagi jika web developer sudah memutuskan untuk menggunakan teknologi HTML5 secara
massal, atau WebGL yang membuat kita mengharuskan memainkan Web-based 3D games,
maka mungkin saja perkataan diatas bisa dianggap benar.
Namun pada
kenyataannya, hampir semua website yang ada sekarang tidak pernah meminta kartu
grafis anda untuk bekerja. Bahkan jika anda menggunakan Internet Explorer 9,
yang memiliki teknologi hardware-accelerated font rendering, Intel integrated
HD Graphics 4000 pun sudah lebih dari cukup, tidak perlu harus menggunakan kartu grafis
dari Nvidia atau AMD.
Kecepatan dalam
membuka web tentunya sangat dipengaruhi dari kecepatan koneksi internet yang
anda pakai, storage dan CPU, dan dimana website tersebut di hosting. Coba
pikir, jika anda menggunakan Nvidia Geforce GTX680 namun kecepatan internet
anda hanya 128Kb/s, apa bisa streaming video tanpa buffer?
Jika anda bukanlah
seorang gamer, atau produser film HD, berpuas dirilah dengan memakai integrated
graphic dari intel.
We'd actually be quite happy if this chip was in our laptop, but, if you're not a gamer, it's not worth it. ~ Nvidia
“Yang satu ini kartu grafisnya 2GB, tentu saja lebih cepat
dibandingkan dengan kartu grafis 1GB”
Pada kasus ini,
sales tersebut sedang membicarakan video memory atau RAM yang ada pada kartu
grafis. Semakin besar memory, maka dapat memproses texture yang lebih besar di
games, atau memudahkan kinerja laptop untuk memroses stereoscopic 3D, tapi
Video-RAM tentu bukan satu-satunya faktor penentu.
Yang terpenting
adalah model kartu grafis tersebut, yang tentunya akan sangat berpengaruh pada
performa laptop.
Biasanya kartu
grafis yang ada merupakan hasil rebranded. Kita ambil contoh GeForce GT 630M
dan GT 540M, menurut kalian yang mana yang lebih bagus? Jawaban kalian pasti
630, tapi sayangnya jawaban kalian salah. 630 merupakan hasil rebranded dari
540. Jadi intinya, kedua kartu grafis tersebut performanya sama. Jika masih
bingung dalam memilih kartu grafis mana yang lebih bagus, silahkan cek situs
Notebook Check, disana kalian bisa melihat perbandingan masing-masing kartu
grafis yang keluar di pasaran.
RAM plays a part, but it's not the be all and end all of graphics performance. ~ Falstone Show Sheep
Tidak ada komentar:
Posting Komentar